Opini

Mengapa Arab Saudi Lebih Memilih Filipina daripada Indonesia?

Sebagai orang yang berkecimpung di dunia vokasi, saya pernah mendampingi senior saya untuk mengikuti seminar dan sharing antar negara-negara Asia Pasifik di Korsel terkait Pendidikan Vokasi. Nah pada saat pemaparan, senior saya tersebut ditanya oleh salah seorang peserta dari negara lain,

“Dengan jumlah penduduk yang besar dan angkatan kerja yang tinggi, apa solusi yang ditawarkan oleh pemerintah Anda terhadap permasalahan tersebut?” 

Kemudian senior saya menjawab : “Ada 3 solusi yang ditwarkan, yaitu : Bekerja di DUDI (Dunia Pendidikan), berwirausaha dan mengirimkan tenaga kerja terampil ke Luar Negeri.” 

Baru-baru ini saya ikut seminar internasional terkait pendidikan vokasi, di antara pembicara adalah Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Indonesia di Filipina, sang pembicara tersebut menjelaskan bagaimana pemerintah menyiapkan tenaga kerjanya sedemikian rupa untuk bisa eksis dan diterima di pasar Intrnasional sebagai pekerja migran di sektor formal.

Nah, yang cukup menarik adalah justru di Arab Saudi yang notabene Negara Muslim, Indonesia kalah jauh dengan FIlipina baik secara kuantitas maupun kualitas.

Secara kualitas jika Perkerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi, yang perempuan kebanyakan jadi Asisten Rumah Tangga (ART), yang laki-laki jadi driver atau tukang kebun di rumah. Berbeda dengan pekerja migran dari Fipilina yang bekerja di Arab Saudi, mereka bekerja di sektor Chef, Hospitality, Kesehatan, ataupun Pelayan toko dan Rstoran.

Kemudian secara kuantitas, sebesar 23,8% Pekerja Migran Filipina bekerja di Arab Saudi dari sekitar 9 – 10 Juta yang kerja di seluruh dunia (lihat data pada gambar di bawah).

Nah, kira-kira kenapa Pekerja Migran Filipina lebih unggul dan bisa diterima di Arab Saudi? Setidaknya ada 3 hal :

1. Keseriusan dari Pemerintah 

Berdasarkan penjelasan dari Atdikud Indonesia di Filipina, Pemerintah Filipina memiliki apa yg disebut dengan Technical Education and Skills Development Authority (TESDA).

TESDA ini mengeluarkan sertifikat keterampilan yanh diakui di dunia Internasional. Bagi pekerja migran atau yang disebut sebagai Overseas Filipino Workers (OFW) wajib mengikuti pelatihan di TESDA sebelum berangkat ke LN sebagau pekerja migran.

2. Kemampuan Bahasa Inggris 

Kemampuan bahasa Inggris ini yang membuat pekerja migran asal Filipina banyak diminati di berbagai negara, termasuk di Arab Saudi.

Bagaimana dengan Indonesia? Harusnya bisa, kalau perlu sekalian kemampuan Bahasa Arab

3. Karakter dan Kemampuan Adaptasi 

Masyarakat Indonesia cenderung belum terbiasa untuk tinggal merantau sendiri di luar negeri. Di kalangan Masyarakat Jawa terdapat istilah “Mangan ora mangan, sing penting ngumpul”, yang artinya “Makan ataupun tidak, yang penting bisa berkumpul bersama keluarga.”

Hal ini berbeda dengan masyarakat Filipina yang terbiasa untuk tinggal dan hidup merantau ke luar negeri. Mereka memiliki kemampuan beradaptasi yang besar dengan kehidupan di luar negeri

Oleh karena itu, ditengah angka pengangguran terbuka yang tinggi di Indonesia, tidak ada salahnya mengirimkan tenaga-tenaga terampil di Sektor Formal ke Arab Saudi atau negara-negara Muslim lainnya untuk meningktatkan kesejahtaraan dan sebagai solusi terkait permasalahan sektor ketenagakerjaan di Indonesia.

Wallahu’alam

Fuad Iskandar S.T., MA
Latest posts by Fuad Iskandar S.T., MA (see all)

Fuad Iskandar S.T., MA

Pemerhati Masalah Pendidikan – Sosial

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *