DSA English CenterOpini

Indonesia dan Kecakapan English Dunia (Part 1)

Membahas tentang Bahasa Inggris bukanlah hal yang asing lagi. Terlebih bagi bagi kita yang sejak pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi tak lepas dari Bahasa internasional yang satu ini.

Secara sederhana, dapat kita amati, mengapa disiplin keilmuan di Indonesia masih terbilang dengan negara lain, karena salah satu sebabnya adalah karena tidak menguasai Bahasa Inggris sebagai Bahasa pendidikan.

Hampir tidak ada satu negarapun yang tidak  mengenal Bahasa Inggris. Mulai dari Negara Papua New Guiene , Timor Leste, Malaysia, Singapura, Filipina, negara-negara bagian Amerika, Eropa, hingga skandinavia, semua menerapkan Bahasa ini. Bahasa Inggris sudah menjadi Bahasa yang wajib digunakan bagi setiap bangsa sebagai upaya mereka mengikuti perkembangan zaman di era globalisasi dan serta digital seperti sekarang ini.

Kami prihatin dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sampai hari ini masih ada sebagian besar orang mengganggap Bahasa Inggris sebagai momok yang menakutkan. Ini terjadi bahkan ditingkat kehidupan paling tinggi dalam negara. Di tingkat pendidikan pun yang digadang-gadang sebagai garda terdepan kelimuan, masih banyak yang ‘alergi’ dengan Bahasa ini.

Menilik di beberapa lembaga pendidikan, pondok pesantren, sekolah hingga perguruan tinggi, club atau komunitas Bahasa inggris masih menjadi Kluster Sosial. Artinya, hanya segelintir orang saja yang mempelajarinya. Mereka masih beranggapan bahwa Bahasa inggris bukanlah keharusan atau kebutuhan yang harus diprioritaskan.

Padahal, Bahasa sejatinya adalah pintu gerbang segala macam hubungan; baik pendidikan, kebudayaan, science, bisnis, teknologi, hingga komunikasi bilateral dan multilateral.

Hal ini senada dengan laporan yang diterbitkan oleh EngVarta English, setidaknya ada 10 alasan mengapa Bahasa ini harus dikuasai :

1. Most commonly spoken language of the world (Bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia)

2. Increase the chance of getting a good job (Meningkatkan kesempatan memperolah pekerjaan yang lebih baik

3. Official language of 53 countries (Bahasa resmi dari 53 negara)

4. The first language of 400 millions people around the world (Bahasa pertama bagi 400 juta orang di seluruh dunia)

5. Language of media industry (Sebagai Bahasa industri media)

6. Language of the internet (Sebagai Bahasa internet)

7. Based on a simple alphabet that is easy to learn (Berdasarkan pada Bahasa yang sederhana yang mudah dipelajari)

8. Give a lot of satisfaction to learn the language (Memberikan banyak kepuasan untuk belajar Bahasa tersebut)

9. A variety of school courses are taught in English (Berbagai macam kursus diajarkan dalam Bahasa inggris)

10. Learn from another culture through the language (Memudahkan dalam mempelajari kebudayaan lain melalui English)

Memang, kita sepakat, bahwa Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional kebanggaan bangsa kita. Sebagai seorang muslim juga kita sepakat bahwa Bahasa Arab lebih mulia dan lebih tinggi dibandingkan dengan Bahasa apapun.

Namun, hari ini kita bicara sebagai manusia yang hidup sebagai warga negara. Menghadapi dunia kerja tidak cukup hanya berbekal Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah masing-masing. Peluang kerja semakin kecil seiring semakin meningkatnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka yang sampai hari ini sudah mencapai 7% atau sekitar 9 juta orang.

Kita bukan lagi saatnya berdebat harus nasionalis dan bangga mempertahankan Bahasa Indonesia tanpa mau belajar Bahasa asing. Bukan lagi membahas idealisme diri dan negara. Buka mata! Pintu pengangguran terbuka menga-nga lebar!

Bagaimana Posisi Indonesia di Mata Dunia menurut Kecakapan Englishnya?

Sumber ; EF, 2021
Sumber ; EF, 2021

Menurut penelitian oleh lembaga English First (EF) yang dilakukan secara gradual, data yang didapatkan pada tahun 2021 kemarin menunjukkan bahwa Indonesia berada pada tingkat 80 dari 112 negara yang diteliti (tingkat global), sementara di tingkat Asia kita menduduki peringkat 14 di bawah Vietnam, Bangladesh, dan Jepang atau bisa disebut ‘Rendah’

Negara bagian Gulf Country yang berada di bawah Indonesia masih ada Oman dan Arab Saudi dimana masuk dalam kategori ‘Sangat Rendah’

Bagaimana dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina yang secara kultur masih sangat banyak kemiripan?

Sl NoNegaraGlobalAsiaTimur Tengah
1.Singapura41 
2.Filipina182 
3.Malaysia283 
4.Jepang7813 
5.Indonesia8014 
6.Oman102 9
7.Arab Saudi104 10
Sumber ; EF, 2021

Apakah artinya jika Indonesia sejajar dengan Jepang dan lebih tinggi dari Arab Saudi dan Oman artinya kita lebih maju? Apakah jika Kota Jakarta masuk ke kategori Kelas Menengah sementara Kota Riyadh di kelas Sangat Rendah kita lebih maju? Absolutely not!

Menilai utuh suatu negara tidak melulu dari Bahasa, banyak faktornya, dan ini hanyalah tingkat kecakapan English saja. Yang membedakan adalah bagaimana cara negara tersebut mengejar ketertinggalan, bukan justru bangga disejajarkan dengan negara yang secara ekonomi dan pertahanan lebih tinggi dari Indonesia. Bisa jadi, lima atau sepuluh tahun lagi, Oman dan Arab Saudi take offer Indonesia! Think advance please!

How is it possible? Indonesia sebagai negara paling besar di ASEAN justru kalah dengan negara paling kecil di ASEAN. Bagaimana bisa kok kita tertinggal jauh dengan negara yang jaraknya mungkin hanya 30 menit dari kita?

Menurut Penerbit Media Berbahasa Inggris, Millie Lukito (CEO Mobilliar Group) banyak orang Indonesia lebih prefer ke Bahasa Indonesia karena : Nasionalis, lebih bangga jadi orang Indonesia apa adanya, banyak perbendaharaan kata slang di Bahasa Indonesia yang sulit di Inggriskan.

Belum merasa ‘tertampar’ dengan fakta yang ada?

Harusnya kita menempatkan jiwa nasionalis di saat-saat seperti ini, bersaing melawan negara lain, bukan saling ‘bunuh-bunuhan’ karakter sesama bangsa sendiri. Bukan malah yang ingin maju berbahasa inggris justru di olok-olok dan dipaksa pakai Bahasa Indonesia. Kita salah dimana harus menempatkan kata ‘Nasionalis’.

– To be continue

Training English Medis khusus ke Arab Saudi SEGERA BUKA PEKAN DEPAN!

Daftar KLIK DI SINI

Referensi :

Ns. Satya Putra Lencana BSN, RN
Latest posts by Ns. Satya Putra Lencana BSN, RN (see all)

Ns. Satya Putra Lencana BSN, RN

Occupational Health Nursing (OHN) at Larsen & Toubro (LNT) Saudi Arabia Lcc | CEO & MD of Devisaudia.com | Indonesian Migrant Worker Task Force under Labor Attache of Indonesian Embassy, Riyadh, Saudi Arabia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *