Kabar SaudiOpini

SAUDI UNTOLD

Hari ini, Kerajaan Arab Saudi melalui Kementerian Sumber Daya Manusianya mengumumkan secara resmi bahwa industri tenaga kerja di sektor restoran, mall, kafe dan pendidikan semua harus orang saudi.

Sebenarnya, program saudisasi ini memang sudah cukup lama berlangsung dibuktikan dengan mulai naiknya tingkat tenaga kerja aktif baik dari tenaga terdidik, terdidik dan terlatih serta tenaga terlatih. Dan program inipun berlaku untuk tenaga profesional lain; phsycian, pharmacist, nurse, radiologist, engineer, urologist, dentist, pulmonologist, perfusionist, etc

Sektor bisnis terbesar selain minyak di negeri ini memang dari sisi SDM nya. Dari data statistik 2018, dari 28 juta penduduknya, 8 jutanya warga negara asing. Artinya 28,5% penduduknya ngimpor dari luar.

Mengapa negara dengan WNA segitu banyak masih tetap bisa memimpin? Ini adalah beberapa hal yang perlu kita ketahui bagaimana Arab Saudi membangun peradabannya :

1. Bentuk Pemerintahan

Dari zaman perang saudara (suku) dulu hingga saat ini sistem pemerintahan Arab Saudi tetap kokoh berbentuk kerajaan. Jadi, kepemimpinannya turun-menurun, dan program kerja pemerintahnya tak mudah berubah mengikuti pergantian pemimpin baru sebagaimana negara-negara republik (Presidensial or Parlementer)
Jika saja kita melek sejarah, bagaimana perubahan yang sangat drastis terjadi antara Arab Saudi & Mesir.

Tujuh puluh tahun yang lalu, Mesir sangat jauh di depan meninggalkan Arab Saudi. Sampai-sampai Raja Saud yang waktu itu berkunjung untuk urusan diplomatik diberi hadiah mobil mewah.

Namun, keadaan telah berubah. Masa kejayaan itu entah kapan lagi akan kembali. Sistem kerajaan runtuh. Mesir telah menjadi negara demokrasi dan orang-orangnya berbondong-bondong bekerja di Arab Saudi.

Sadarkah kita?

Fakta sejarah ini sama persis dengan apa yang terjadi antara Indonesia & Malaysia. Udah tahu kesimpulannya, kan?
Balik lagi, itulah salah satu kelebihannya. (Jadi, nggak pernah ada olok-olokan, bongkar aib calon kepala negara di masa Nyapres de el el)

2. Sistem Citizenship

Sistem kewarganegaraan di negeri ini dikontrol penuh oleh pemerintah. Setiap penduduk wajib memiliki iqomah (KTP) yang multifungsi.
– Mau cek kesehatan, wajib iqomah
– Daftar sekoah, wajib iqomah
– Pengen kerja, wajib iqomah
– Kecelakaan lalu lintas, iqomah
Di era pandemi ini, semua serba terkomputerisasi. Mau daftar umroh atau haji, wajib daftar online, teregistrasi di aplikasi dan semua sumber utamanya dari iqomah. Bahkan, beli kartu SIM hape, wajib iqomah dan finger print. Dibatasi maksimal 2 kartu pula. (Wajar, kalau ada maling cepet ketangkep. Hehe)

3. Tata kelola Ekonomi

Di berbagai lini, apapun yang berhuhungan dengan sesama orang Saudi, dipersilahkan maju duluan, dipercepat, serba dimudahkan. Berbeda dengan para ekspatriat yang berstatus asing.

WNA siapapun dilarang membangun bisnis kecuali ada campur tangan orang Saudi. Minimal ownernya orang lokal. Segala perizinannyapun wajib atas nama orang lokal. (Bukan malah memuja-muji WNA, memberi izin dan bangga mereka jadi bosnya)

4. Budaya ‘Bentak’

Tenang, santai dulu. Bukan maksudnya ngebentak tanda kutip ya. Budaya orang sini kalau ngomong nggak ada ledakannya rasanya kurang lengkap.
Mereka kalau ngobrol sesama nih, berasa kita kayak dengerin dentuman rudal. Wuiih! Kayak orang tengkar.

Tapi, secara ilmu sosial, bicara dengan nada tinggi itu perlu. Kenapa? Secara saintis, ada yang namanya kecerdasan berbicara. Orang-orang yang pinter ngomong, biasanya potensi jadi leader. Leading sesuatu tuh pandai mereka.

Begini, bedakan antara cerdas intelektual dan cerdas berbicara. Jadi, cerdas intelektual belum tentu cerdas berbicara, juga sebaliknya. Yang banyak omong, kadang ya ‘Tong kosong berbunyi nyaring’. Trus, apakah satu orang bisa keduanya? Ada kok, tapi jumlahnya lebih sedikit dibanding dua perbandingan di atas. Kategori ketiga ini benar-benar posisi yang seimbang.

Nah, trus orang Saudi dominan yang mana? Jawabannya ada di topik paling awal. That’s why mereka masih ngimpor SDM dari luar sampai sekarang.

Ambil kesimpulan, dan selamat berintrospeksi diri sebagi warga negara.

Ns. Satya Putra Lencana BSN, RN
Latest posts by Ns. Satya Putra Lencana BSN, RN (see all)

Ns. Satya Putra Lencana BSN, RN

Occupational Health Nursing (OHN) at Larsen & Toubro (LNT) Saudi Arabia Lcc | CEO & MD of Devisaudia.com | Indonesian Migrant Worker Task Force under Labor Attache of Indonesian Embassy, Riyadh, Saudi Arabia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *