Opini

Manusia dan Interest-nya

Beberapa waktu lalu, beberapa teman kuliah mengajak kami untuk tidak mengerjakan tugas kuliah di lahan praktik. “Tidak perlu dikerjakan, semua bisa ‘diakalin’, kita bisa mengaturnya sendiri nanti di belakang”, bujuknya serius.

Sepele memang, tapi tanpa sadar ia telah meletakkan harga dirinya sendiri pada titik kelemahannya di mata orang lain. Ternyata kata ‘Malas’ menjadi alasan utama di balik ajakannya dengan mebungkusnya dalam bahasa yang lebih halus yang disampaikan. Di lain hari, ketika ada event-event tertentu yang sifatnya ‘hiburan’, semangatnya bukan main ia menawarkan. Tidak satu atau dua kali, bahkan berkali-kali.

Kita sepakat bahwa namanya hiburan, tentu dibutuhkan. Namun ternyata sifatnya relatif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah hiburan murni seperti jalan-jalan, wisata, nonton, nongkrong, dan sebagainya yang sifanya ‘menghabiskan waktu’. Interest (minat) orang memang berbeda-beda.

Mengembangkan minat manusia memang pekerjaan yang rumit, lantaran minat yang bebeda dan unik. Betapapun keuntungan sebuah kegiatan bagi sementara orang sangat menjanjikan, bagi orang lain bisa jadi dipandang biasa-biasa saja.

Orang bisa saja meletakkan keuntungan finansial sebagai pertimbangan utama sebagai pendorong motivasi, tetapi bagi orang yang berada di pihak lain, kita tidak mampu memaksakan kehendaknya manakala mereka lebih tertarik dengan aktfitas yang sifatnya sukarela.

Di sinilah pentingnya peran pendidikan. Bahwa kualitas manusia, termasuk minat, interest mereka, harus lebih ditekankan. Pendidikan yang berorientasi kepada invetasi kualitas sumber daya manusia. Kualitas dalam artian pengetahuan, keterampilan, sikap, pendidikan karakter serta moral manusia. Bukan investasi yang ditekankan pada pentingnya hiburan. Sekalipun kita tidak menolak bahwa jiwa yang sehat ada pada manusia-manusia yang termasuk membutuhkan hiburan.

Namun, apa jadinya manusia ini, jika hiburan telah menguasai prosentase terbesar dalam kehidupannya?

Anak kecilpun mengerti, kapan saatnya serius dan bermain. Kita harus lebih mawas diri, bisa menempatkan dan membedakan waktu kapan bercanda dengan serius, kapan tanggungjawab itu harus segera diselesaikan dengan hak kita kapan ber-hiburan.

Ternyata Allah telah menata tiap detik waktu dengan rapihnya. Rasullullah telah mengajarkan kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Namun terkadang kita lupa, melewatkan begitu saja di antara banyaknya waktu luang, malah lebih banyak mengisinya dengan hiburan.

Sahabat.
Belajar adalah amanah, amanah adalah wajib. Selesaikan dahulu amanah tugasmu, selesaikan kewajibanmu, baru menuntut hakmu. Jangan menyepelakan hal kecil. Bisa jadi ia akan menjadi penghambat kita kepada hal yang lebih besar.

Berlatihlah mendidik karakter, bangun moral yang baik dalam hati kita sendiri. Suatu saat kita akan memetik buah hasil darinya. Karena gunung pada awalnya berasal dari sebutir, puluhan, ribuan hingga jutaan kerikil kecil sampai pada puncaknya.

Cobalah tengok apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita dimana hiburan telah kuat menggurita. Seolah-olah kita ini hidup hanya harus dipenuhi oleh hiburan dan menyesampingkan persoalan lain yang butuh keseriusan. Bagaimana jadinya bila nanti manusia ini telah menjadi ‘orang’ dalam sebuah masyakarat, pendidikan atau pemerintahan? Apakah akan tetap sama pola fikirnya ‘nanti saja’, ‘bisa diakalin’, ‘bisa diatur?

Apakah ini yang menjadi salah satu penyebab utama mengapa kemiskinan, pengangguran, keterpurukan dan berbagai bentuk dekadensi (kemerosotan) moral serta aneka problematika sosial-ekonomi-politik-budaya dan spiritual melanda negeri ini?

Walllahu a’lam

مِنَ الْقُوَّةِ أَلاَّ تُؤَخِّرَ عَمَلَ الْيَوْمِ إِلَى الْغَدِ

Diantara kekuatan adalah engkau tidak menunda pekerjaan hari ini hingga esok” (Umar Bin Al-Khattab radhiyallahu’anhu)

Satya PL
Semarang, 25th November 2015
(Sebuah tulisan lama, semoga bisa mengambil manfaat)


Ns. Satya Putra Lencana BSN, RN
Latest posts by Ns. Satya Putra Lencana BSN, RN (see all)

Ns. Satya Putra Lencana BSN, RN

Occupational Health Nursing (OHN) at Larsen & Toubro (LNT) Saudi Arabia Lcc | CEO & MD of Devisaudia.com | Indonesian Migrant Worker Task Force under Labor Attache of Indonesian Embassy, Riyadh, Saudi Arabia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!